RSS

Jumat, 16 April 2010

Whatever They Say

Tittle : Whatever They Say
Guest Star : YunJae
Genre : Romantic ??


Malam yang dingin menusuk kota GwangJu. Cuaca cerah dipenuhi bintang. Memang malam yang sangat pas untuk sekedar jalan-jalan mengitari kota GwangJu sambil menikmati pemandangan langit yang indah.

Di sudut kota terdapat taman yang kecil, namun udara di sini sangatlah nyaman. Taman yang dipenuhi daun-daun hijau yang ditanam oleh ibuku. Ibu menatanya sendiri dengan sangat rapi. Aku sangat suka tempat ini.

Aku Jung Yun Ho, 17 tahun. Saat ini aku sedang bingung. Sebentar lagi ulang tahunku, tapi aku masih belum punya pacar. Umurku sudah 17 tahun, beranjak 18 tahun. Ibu bilang aku sudah boleh berpacaran. Tapi kenapa mencari wanita itu sulit ya untukku? Ibu menyuruhku membawa pacar saat pesta ulang tahunku nanti. Bagaimana bisa? Aku kan masih jomblo.

Malam itu, 4 Februari. Aku menghabiskan sepanjang malam di taman. Aku terus berpikir bagaimana caranya supaya aku bisa dapat pacar hanya dalam waktu 2 hari.

Saat sedang berpikir, aku melihat ke seberang taman. Disana terdapat sebuah rumah kecil unik, terlihat sangat nyaman. Seingatku rumah itu tidak ada yang menempati. Apa tetangga baru? Sepertinya sedang ada pesta ulang tahun di rumah itu.

Aku yang penasaran mencoba mengintip ke dalam rumah itu dari luar pagar. Wah, di dalam rumah itu hanya ada wanita, sekitar 10 orang remaja dan seorang ibu yang memimpin pesta itu. Mereka semua mengelilingi sebuah kue cokelat besar. Diatas kue itu ada 2 buah lilin angka 1 dan 8. Ulang tahun yang ke 18, pikirku.

Salah satu dari mereka meniup lilin kue itu, diiringi tepuk tangan dan ucapan selamat dari sekitarnya. Aku terperanjat. Cantik sekali gadis itu. Dia yang berulang tahun ke 18. Kulitnya putih mulus dengan wajah baby face, berambut pendek dengan baju dan celana panjang, style pria. Sepertinya dia gadis tomboy. Tapi wajahnya benar-benar membuat hatiku bergetar. Cantik, sungguh cantik. Dia tipeku. Aku harus mengenalnya!

Aku memberanikan diri untuk bergabung di dalam pesta itu dengan dalih ingin mengenal tetangga baru. Untunglah caraku ini berjalan mulus. Mereka semua percaya dan dengan sangat mudahnya aku bisa bergabung dengan mereka. Ternyata keluarga ini bermarga Kim.

Selesai pesta aku duduk di sebuah bangku kecil di halaman rumah keluarga itu. Ah bodohnya aku. Aku tidak sempat berkenalan dengan gadis cantik itu. Aku malah keasyikan ngobrol dengan pemilik rumah dan anak-anaknya yang lain, kecuali dengan gadis itu. Dia terlihat sangat pemalu.

Aku terus menggerutu. Andai saja aku bisa mengulang waktu. Tuhan aku ingin sekali mengenal gadis itu..

Tiba-tiba seorang wanita duduk di sampingku, memberi segelas susu coklat hangat.

“Kau Yun Ho ya? Jung Yun Ho kan? Ini minumlah, supaya kamu hangat. Malam ini kan dingin.” tawar gadis itu ramah.

Aku menoleh ke arahnya ketika akan menerima segelas susu coklat itu.
“Ya, terima ka…”

Aku kaget. Wanita yang disampingku ini adalah gadis yang tadi, yang sangat ingin kukenal. Kini dia berada di sampingku, dekat sekali denganku. Matanya yang indah bertatapan dengan mataku. Tanganku dan tangannya bersentuhan, melingkar di gelas susu yang dia tawarkan. Wajah putih mulusnya membuatku tidak dapat berkata-kata lagi. Aku sungguh-sungguh jatuh cinta pada wanita ini!

Tanpa sadar bibirku dan bibirnya bersentuhan. Gadis itu tidak menolak sama sekali. Kami pun berciuman di bawah indahnya langit, disaksikan oleh jutaan bintang. Tuhan, apa ini tandanya dia juga merasakan hal yang sama denganku? Apa dia juga mencintaiku?

Setelah lima menit, gadis itu pun melepaskan ciumannya. Wajahnya yang putih mulus terlihat memerah karena malu. Dia pun pergi meninggalkanku. kenapa dia pergi?

==============================================================

Aku tidak bisa tidur memikirkan kejadian tadi. Apa gadis itu marah padaku? Kenapa tadi dia pergi meninggalkanku? Bahkan aku belum menanyakan siapa namanya. Astaga aku lupa! Aku juga belum mengucapkan selamat ulang tahun padanya! Ah kenapa aku ini benar-benar bodoh? Pabo..

Keesokan harinya aku memberanikan diri untuk bertemu dengannya. Minimal aku harus tau namanya hari ini, pikirku. Dan aku juga harus mengucapkan selamat ulang tahun. Yah,, meskipun telat satu hari.
Sampai di depan rumahnya, aku pun mengetuk pintu. Lama sekali, apa tidak ada orang di dalam? Yah, mungkin ini bukan waktunya aku bertemu dengan gadis itu, pikirku pasrah. Saat aku berbalik akan pulang, pintu pun dibuka.

“Ah maaf menunggu lama. Cari siapa ya?” tanya wanita yang membukakan pintu.

Aku kembali berbalik. Kulihat gadis cantik itulah yang membukakan pintu. Dia terlihat memakai celemek berwarna hitam, sepertinya dia sedang memasak. Beruntung sekali aku.

“Ah, aku mencarimu,” jawabku.

“Oh, Yun Ho. Ayo silahkan masuk,” ajak gadis itu sopan.

Aku pun masuk ke rumahnya. Wah, rapi benar rumah ini. Terlihat berbeda dengan hari kemarin saat pesta, sekarang terlihat lebih tertata dengan rapi. Siapa yang menata ruangan ini ya?

“Silahkan duduk dulu. Maaf ya tadi aku lama membuka pintu, aku sedang masak.” kata gadis itu.

“Oh begitu. Aku pikir tidak ada orang tadi. Ya tidak apa-apa,” jawabku sambil terus menatap wajahnya yang sangat cantik.

“Hmm, sebagai permintaan maafku, kau harus mau mencicipi masakanku ya? Sebentar lagi kan jam makan siang. Bagaimana? Kau mau kan?” pintanya.

“Ya tentu saja. Aku ingin sekali mencicipi masakanmu,” jawabku mantap. Mana mungkin aku menolak tawaran gadis cantik yang sangat kucintai ini.

“Baiklah. Kalau begitu tunggu sebentar ya, masakanku sebentar lagi matang,” gadis itu pun pergi ke dapur.

Aku mencubit pipiku sendiri. Aku sedang tidak bermimpi kan? Ahh bahagia sekali diriku ini. Sepertinya gadis ini juga menyukaiku.

Setelah selesai, aku pun duduk di depan meja makan. Berbagai macam hidangan sudah disiapkan disana. Sepertinya sangat lezat.

“Ayo kita makan,” ajak gadis itu.

Dia duduk persis disampingku. Kami pun makan. Dan pembicaraan dimulai.
“Oh ya, aku sempat lupa mengucapkan ulang tahun padamu kemarin. Selamat ulang tahun ya.. ah maaf aku belum tahu namamu. Siapa namamu?” tanyaku memulai pembicaraan.

Gadis itu menyimpan sumpitnya. Wajahnya tiba-tiba saja berubah menjadi murung, terlihat bingung. Oh tidak, apa aku salah bicara? Atau dia masih marah karena kejadian kemarin malam?

“Anu, soal kejadian kemarin malam. Aku benar-benar minta maaf ya. Aku tidak bermaksud untuk..” belum selesai aku berkata, gadis itu memelukku erat. Sangat erat. Dan aku merasakan sesuatu yang aneh dari pelukannya itu. Tapi apa ya?

“Jangan bahas ini lagi aku mohon.. aku tak mau kau pergi dariku..” pinta gadis itu padaku. Aku yang masih kebingungan pun bertanya,

“apa kau mencintaiku?”



Dia hanya diam dalam pelukannya padaku. Kurasakan semakin erat dia memelukku. Tak lama dia pun berkata,

“aku takut kehilanganmu jika kau tau siapa aku.. aku takut kau malah menjauhiku, aku tak mau itu terjadi”

“kenapa begitu? Kenapa aku harus meninggalkanmu? Aku tidak akan pernah meninggalkanmu jika kau juga mencintaiku,” kataku berusaha meyakinkannya. Aku pun membalas pelukannya, memberikan pelukan terhangat yang belum pernah dia rasakan selama hidupnya.

Perlahan aku melepas pelukannya. Kulihat matanya basah karena menangis. Dengan penuh kelembutan, aku memegang kedua tangannya yang kecil, mendekatkan mukaku pada mukanya dan bertanya,

“jadi beritahu aku. Siapa namamu?”

Dia terus menunduk, kemudian perlahan dia pun menjawab,
“namaku..”



“namaku Jae Joong. Kim Jae Joong,”

“Jae Joong? Kau seorang pria, sama denganku?”

“Ya. Maafkan aku. Tapi aku sungguh-sungguh mencintaimu Yun Ho. Sejak pertama aku bertemu denganmu, sejak pertama kali kau datang ke rumahku untuk ikut merayakan ulang tahunku, aku sudah menyukaimu. Saat kau menciumku, aku sangat bahagia. Tapi aku sadar aku sama denganmu, seorang pria. Karena itu kemarin aku pergi meninggalkanmu. Tapi kau tiba-tiba datang lagi, membuatku semakin tidak ingin kehilanganmu, aku..”

Belum sempat Jae Joong menyelesaikan kata-katanya, aku memeluknya.

“Joongie.. jangan berkata seperti itu lagi. Aku sudah janji padamu aku tidak akan meninggalkanmu. Aku tetap mencintaimu tak peduli siapa dan seperti apa dirimu. Joongie, hanya kau satu-satunya yang dapat membuat hatiku bergetar. Aku akan selalu menjagamu, aku janji.”

“benarkah itu Yun? Kau tidak sedang menghiburku kan?” tanya Jae Joong.

Aku melepas pelukanku, menatap dalam-dalam sepasang mata Jae Joong yang mungil. Aku mengusap air mata yang ada di pipinya dengan lembut. Sekali lagi aku berusaha meyakinkannya.

“percayalah padaku Joongie. Aku mencintaimu melebihi apapun, bahkan diriku sendiri.”

Jae Joong mengangguk perlahan, dan kami pun kembali berpelukan.

“Joongie, aku mencintaimu,”

“aku juga mencintaimu Yunnie,”

Jae Joong pun bersandar di bahuku, manja.

“kau tau Joongie..”

“tau apa Yun?”

“pantas tadi saat kau memelukku, aku merasakan ada yang aneh.” kataku dengan raut wajah yang serius.

“hal yang aneh? Apa?” tanya Jae Joong heran.

“ya, aneh.. saat memelukku tadi, dadamu datar..” kataku sambil tertawa, bercanda.

“Yun Ho a..” Jae Joong mencubit perutku manja.

“haha, aku hanya bercanda Joongie. Aku mencintaimu..”

“aku juga mencintaimu Yun..”

Kami pun berciuman di tengah harumnya masakan Jae Joong. Harumnya masakan Jae Joong seakan tidak tercium oleh kami. Kami larut oleh perasaan kami.

“Joongie, tidak akan ada yang bisa memisahkan kita, aku janji. Aku tidak peduli apa kata orang, yang jelas aku hanya mencintaimu. Aku akan selalu menjagamu,” bisikku dalam hati.

~end~

1 komentar:

yang uda baca jangan lupa comment ya....

saran dan kritikan di tunggu....

gomawo...

 
Copyright GosHiKi TvxQ 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .