RSS

Selasa, 16 Februari 2010

Love In The Ice * Special Jaejoong* by : Yurika

Love In The Ice
Huft…. Senangnya… akhirnya setelah sekian lama aku gak ketempat ini
akhirnya aku bisa kembali dan nikmatin panorama keindahan yang
terbentang di Chungnam. Kota ini indah…, dan banyak kenangan yang tak
terlupakan. Aku ingat hampir 16 tahun lalu aku tinggal disini. Semua
gak ada yang berubah. Pohon-pohon yang berdiri kokoh di persimpangan
jalan dan beberapa tokoh penjual kue kesukaanku masih berdiri disana.
Rasanya bisa kembali mengenang masa-masa kecilku disini.
Tempat ini adalah tempat paling penting dalam hidupku. Disinilah aku
dilahirkan, dan disini juga aku mendapatkan sahabat sekaligus cinta
pertamaku. Aku Sunny, gadis berumur 23 tahun yang lahir di Chungnam dan
punya banyak cinta. Aku memang sudah meninggalkan kota ini lebih dari
15 tahun lalu tapi semua kenangan yang tercipta tetap ada di hatiku.
Aku ingat saat aku berumur 8 tahun aku punya sahabat bernama Kim
Jaejoong. Dia cantik bahkan jauh lebih cantik dariku. Tapi jangan salah
dia laki-laki hebat yang pernah kukenal. Dia sahabat karibku. Aku
mengenalnya lebih dari siapa pun. Yah…, terkadang temanku itu terlihat
sangat rapuh tapi aku tau dia laki-laki terkuat yang pernah kukenal.
Kisah hidupnya selalu menjadi sorotan mataku. Aku ingat saat dia
menyemangatiku. Saat itu aku baru kehilangan amma ku. Kata-kata yang
tak pernah kulupakan sampai detik ini adalah.
“Kau jangan sedih. Walaupun sekarang Amma mu telah pergi kau masih
punya Appa. Aku saja bisa hidup bahagia. Aku tau aku bukan anak kandung
dari Amma ku… tapi aku sayang Amma dan Appaku. Mereka sangat baik. Lagi
pula aku punya delapan kakak perempuan yang sayang dan bersikap baik
padaku. Jadi untuk apa aku sedih. Mereka adalah keluargaku.” Kata-kata
Jaejoong terus kusimpan sebagai pedoman bahwa anak sekecil itu pun bisa
berpikir dewasa. Apalagi aku yang kini sudah tumbuh menjadi wanita
dewasa.
Aku harus kuat dan tegar seperti dia. Aku ingat dia selalu membuatku
tersenyum. Setiap aku merasa kesepian dia akan menghiburku dengan
nyanyiannya. Mengajariku menyanyi dan juga menari. Yah.., dia berbakat.
Dulu sebelum aku pergi dan meninggalkannya di kota ini dia berjanji
bahwa dia akan menjadi seorang penyanyi hebat. Dia berjanji bahwa dia
akan terus menyemangati dan membahagiakanku dengan nyanyiaannya. Dan
dia kini berhasil. Dia tidak hanya membahagiakanku melainkan telah
membahagiakan semua fansnya di seluruh dunia.
Aku tau kini Jaejoong telah menjadi penyanyi hebat bersama grup Dong
Bang Shin Ki nya. Aku senang tapi juga kesal. Ntahlah tiap kali kulihat
ribuan wanita berteriak memanggil namanya hatiku sedikit merasa
teriris. Mungkin aku hanya gak bisa ikhlas memberikan Jaejoong ku pada
orang lain. Tapi sudahlah, dia bukan Jaejoong kecilku lagi. Dia milik
semua orang yang mencintainya. Karena itulah aku sadar bahwa
keputusanku 15 tahun lalu benar. Saat aku meninggalkannya tanpa
kata-kata. Saat aku pergi begitu saja. Mengingat semua itu hanya akan
membuat perasaan hatiku semakin tidak enak.
Kutatapi lagi sudut-sudut kotaku yang kini ramai. Aku senang ada banyak
kemajuan disini. Transportasi yang mulai mendukung dan banyak lagi. Aku
mambawa koperku dan beberapa tas lainnya dibawa oleh sopir taksi yang
membawaku pulang ke rumah tuaku. Aku masuk dan membayar uang taksi itu.
Rumahku tetap bersih karena ada pembantu yang merawatnya. Aku melihat
setiap sisi rumahku. Tak ada yang berubah. Aku tersenyum lagi dan masuk
ke kamarku. Kamarku yang dulu terasa besar sekarang terlihat kecil.
Kamar ini berbeda jauh dengan kamarku yang ada di Kanada. Yah.. memang
jauh, dnegan aksen korea ini sangat menunjukan keistimewaan korea.
Aku meletakkan barang-barangku di sisi kamar. Ku kelilingi kamarku dan
foto-foto masa kecilku masih tertata rapi di meja-meja itu. Aku
mengambil salah satunya dan tertawa kecil saat kulihat foto Jaejoong
yang tersenyum sambil menepuk pundakku.
Ha.. kenangan itu sangat indah. Mana mungkin bisa kulupakan. Matahari
kini mulai terbenam dan saatnya bagiku untuk beristirahat. Besok akan
ada banyak hal yang menunggu untuk ku kerjakan. Selain menyapa tetangga
aku juga harus mencari pekerjaan. ***
Pagi ini terasa berbeda. Yah.., musim dingin di korea sedikit berbeda
dengan di Kanada. Tapi aku sangat menyukainya. Disini aku bisa makan
Hotteok. Hotteok adalah makanan ringan yang bisa menghangatkan tubuh.
Aku ingat saat kami masih duduk di sekolah dasar dia sering mengajariku
memasak Hotteok. Tapi sampai detik ini aku masih belum bisa membuatnya.
Aku ingat Jaejoong sering mengatakan bahwa aku tidak jauh lebih
berbakat darinya dalam hal memasak. Dan itu benar.
Setelah sarapan pagi aku mengambil mantelku dan menutup kepalaku dengan
topi agar terasa lebih hangat. Kupakai sarung tangan dan kuambil
syalku.
Ini pagi pertamaku disini. Harusnya aku senang, tapi ntahlah ada rasa
khawatir melandaku. Aku keluar rumah dan menutup pintu dibelakangku.
Kulihat banyak anak-anak yang bermain bola saju disekitar rumah.
Terlihat menggemaskan. Aku jadi ingat masa kecilku.
Aku mulai melangkah menyusuri jalanan yang diselimuti salju. Aku masih
merasa kedinginan setiap anggin musim dingin bertiup dan membuat
mantelku sedikit basah karena tetesan salju. Tiba-tiba seseorang
terlihat berlari menghampiriku. Aku gak tau siapa dia tapi aku yakin
dia berlari ke arahku.
“Annyeong.” Katanya dan dia memberi salam dan membungkuk padaku.
Aku balas membungkuk padanya. Kulihat wanita ini cukup dewasa. Kurasa
dia beberapa tahun lebih tua dariku. “Kau Sunny?” tanyanya lagi.
“Ne…, Mianhe, anda siapa?” tanyaku berusaha menutupi kebingunganku.
“Kau lupa padaku? Oh tuhan kau tampak cantik sekarang! Aku Noona nya
Joogie! Kau ingat! Aku sering membawa kalian bermain dulu.” Wanita ini
terlihat sangat antusias dan itu membuatku ingat padanya. Aku ingat
tawa itu! Yah! Dia benar Noona nya Joogie!
“Unnie!!! Hahaha Mianhe.., aku gak bisa mengenali unnie tadi…”
“Wah.., lupakan saja. Kenapa kau disini? Apa orangtua mu kembali?”
“Appa ada di Kanada. Aku pulang karena setelah lulus kuliah aku ingin
bekerja disini. Aku jauh lebih suka berada disini.” Dia tersenyum lagi
dan terlihat masih menatapku sembunyi-sembunyi. “Unnie kenapa? Ada yang
salah?” kataku memergokinya.
“Ah.., tidak aku hanya tak percaya kau sudah secantik ini sekarang.”
Kata-kata itu bikin mukaku merah padam. Aku malu dan gak tau mesti
bilang apa sekarang.
“Oh ya! Aku lupa! Joogie ada di rumah sekarang. Dia pulang untuk
merayakan hari ulang tahunnya. Yah.. sebenarnya dia sibuk.., kau tahu
kan dia sekarang sudah jadi apa. Tapi karena belakangan dia sering
sakit Eomma memaksanya untuk pulang beristirahat.
Ha???? Jaejoong disini! Astaga! Dia benar-benar disini! Aku
merindukannya! Sangat ingin bertemu dengannya! Tapi apa dia masih
mengingatku?
“Ayo ikut aku. Kau harus bertemu dengannya sekarang! Dia terlihat lebih
tinggi dari pada seharusnya! Kau ingat dulu dia sangat pendek! Hahaha!!
Aku ingat itu dengan jelas! Ayo ikut aku. Amma pasti senang melihatmu!”
Aku gak bisa nolak ataupun berkilah. Aku Cuma nurut dan berjalan
disampingnya. Aku gak tau mesti gimana. Jantungku terus berdebar
kencang! Kenapa? Apa yang terjadi padaku??? Mungkinkah ini perasaan
yang sama saataku pergi meninggalkannya? Atau ada perasaan lainkah???
Bagaimana kalau dia tak ingat aku???
Jarak 100 meter yang harusnya tidak jauh terasa lebih jauh dari
seharusnya. Aku takut setiap langkah yang kulewati ini akan membawaku
kehilangan diriku yang sebenarnya. Aku takut bersikap. Aku bingung
harus bersikap seperti apa di depannya. Dia bukan lagi jaejoong yang
dulu, dia sudah berubah.
Akhirnya langkahku berhenti di rumah ini. Rumah yang dulu sering
kukunjungi. Kudengar Ammanya Jaejoong berteriak memanggil salah satu
Noona nya Jaejoong. Aku jadi geli sendiri. Ternyata bibi masih seperti
dulu. Sangat antusias dan bersemangat.
Aku masuk bersamaan dengan sang unnie. Ada rasa malu dan takut tapi aku
terus berusaha menutupinya. Sampai kulihat dia turun dari tangga dan
berhenti sambil melihat kearahku. Langkahnya berhenti dan aku pun
terpaku. Aku gak tau gimana ekspresi wajahku sekarang atpi kulihat dia
hanya diam. Talk ada ekspresi diwajah tampannya. Aku masih
memandanginya sampai bibi terkejut melihatku.
“Kau…, astaga. Apa kabarmu?? Sudah lama kau tak pulang?” kata bibi
padaku. Dia terlihat sangat senang dan dia memelukku. Bibi selalu
menganggapku seperti anaknya dan akupun begitu menganggapnya seperti
Amma ku.
“Ayo masuk. Lihat wajahmu pucat sekali! Ayo lepaskan mantelmu. Sungmo
akan memasakkan sup untukmu. Ayo nak..” aku menurut dan kulihat
Jaejoong telah bergerak ke arah ruang tamu. Aku menyusulnya dan ini
membuatku sekarang duduk disamping perapian yang hangat dengan segelas
coklat panas ditanganku. Jaejoong masih memandangiku, dan aku jadi
salah tingkah dibuatnya.
“Apa kabarmu?” kata kami bersamaan. Aku dan dia tertawa kecil. Kami
sadar ada sesuaru yang membuat kami bersikap aneh.
“Mau pergi bersamaku?” Tanya Jaejoong tiba-tiba. Aku kaget, dan sebelum
aku menjawabnya dia menarikku dan memakaikan mantel padaku.
“Amma, kami pergi dulu!” teriak Jaejoong.
Belum sempat Sungmo menjawab kami sudah berjalan di jalanan yang masih
dipenuhi anak-anak kecil.
Jaejoong berjalan disampingku. Dia terlihat sangat berbeda. Aku jadi
mau ketawa tapi aku gak bisa. Ada rasa aneh yang melanda hatiku. Dia
jauh lebih tinggi dariku. Rambutnya di cat warna honey blonde dan itu
membuatnya terlihat berbeda.
Dia sama sekali tak bicara apa-apa. Sampai akhirnya kami berdiri di
atas jembatan yang cukup sepi. Tidak ada anak kecil disini, hanya
beberapa pejalan kai yang melewati jalan ini. Aku diam dan dia juga
diam. Kami berdiri di atas jembatan ini dan dia melihat jauh ke bawah.
Air dibawah ini membeku dan aku tau sudah seharusnya begitu. Aku
bingung mesti bilang apa???
“Bagaimana kabarmu?” kata-kataku terasa janggal tapi Jaejoong tetap
diam. Aku tambah bingung. Dia masih melihat ke pantulan air yang
membeku.
“Aku sering melihatmu di Tv dan di beberapa majalah. Kau sudah jauh
berbeda sekarang. Kau tau, aku kaget saat temanku mengatakan kalau kau
lulus audisi itu dan sekarang kau sudah jadi penyanyi hebat.”
Dia masih diam tapi kini memperhatikanku. Aku semakin salah tingkah
tapi matanya terus melihatku.
“Aku sama sekali gak nyangka bisa bertemu kau disini. Bukankah biasanya
kau menetap di jepang? Aku tau itu dari majalah yang kubaca.”
Dia masih memandangiku sampai akhirnya mendekat. “Kenapa kau kembali?”
kata-kata itu menghujamku. Aku gak tau kenapa dia menanyakan hal itu.
Tapi dari nada suaranya ada sesuatu yang mengganggunya.
“Kenapa kau kembali! Dulu kau meninggalkanku begitu saja! Kau pergi
tanpa mengatakan apa pun. Kau pergi, tanpa kabar. Dan tanpa penjelasan.

Kau tau bertahun-tahun aku mencarimu!” tiba-tiba dia berteriak padaku.
Aku gak pernah ngeliat jaejoong sekasar ini. Kulihat ada sesuatu
dimatanya. Mata hitamnya terlihat kelam dan sedih. Ada amarah disana
tapi ada lagi yang membuat ku semakin gak ngerti.
“Maaf.., aku…, aku pergi tanpa mengatakan apa pun. Tapi aku ngelakuin
itu agar aku bisa pergi. Jika aku melihatmu aku yakin aku gak akan bisa
pergi. Kau tau aku juga gak mau pergi, tapi orangtuaku…”
“Sudahlah…” kata-katanya menghentikanku. “Kau sama sekali tidak
mengirimiku surat. Setiap hari aku berharap kau mengirimiku surat.
Setiap hari ulang tahunku dan setiap perayaan tahun baru. Kau tak
pernah mengirimiku kartu ucapan. Kau sudah melupakanku. Iya kan!”
Jaejoong terlihat sangat terpukul. Aku bisa mengerti perasaannya tapi
hatiku masih tak bisa percaya.
“Kau tau, setiap aku pergi ke Kanada aku selalu mencarimu. Tapi
semuanya sia-sia. Tak ada yang kutemukan. Kau pergi tanpa mengatakan
dimana kau akan tinggal. Kau tau kau membuatku gila!” teriaknya lagi.
Hatiku teriris mendengar setiap kata yang diucapkannya. Sakit tapi juga
bahagia.
“Maafkan aku.., ku kira kau melupakanku. Aku melihatmu di panggung dan
kau terlihat bahagia. Aku sama sekali tak mengira kalau kau akan
memikirkanku. Aku hanyalah masa lalu mu.” Kata-kataku itu membuat
Jaejoong terhenyak. Dia semakin mendekat kearahku.
“Apa kau kira aku akan melupakan janji kita?! Aku janji kalau aku akan
selalu disampingmu, tapi kau tak percaya padaku?!”
Aku diam lagi dan airmata ku bergulir. Ntahlah air mata apa ini.
Kerinduankah atau rasa bahagia aku tak mengerti.
“Maaf, aku sama sekali tak menyangka. Tapi satu hal yang harus kau
tahu, aku selalu ada disekitarmu. Aku fansmu. Sejak kau debut aku
selalu menjadi fans setiamu. Aku mengumpulkan semua hal tentangmu. Aku
juga selalu ada di setiap konsermu.”
Jaejoong menatapku tak percaya, tapi aku ingin dia mendengar semuanya
sekarang. “Kau tau aku selalu ada di sampingmu. Saat kau ke Kanada
bersama Kim Hyun Joong, kau tau aku ada di airport bersama semua fans
mu. Aku menunggumu disana. Tapi kau melewatiku tanpa melihatku. Sejak
saat itu aku sadar kalau kita berbeda. Kau bukan Jaejoong yang dulu.
Kau bukan Joogie ku! Kau milik gadis-gadis itu!”
Airmataku semakin mengalir tapi aku puas. “Kau terlihat sangat bahagia
dengan kehidupan barumu. Dan itu juga membuatku senang. Aku tau mungkin
kau benar-benar telah melupakanku. Aku sadar siapa diriku! Aku tak
pantas untuk kau pikirkan! Karena itu aku tak pernah menghubungimu.”
Jaejoong menatap tajam kearahku. Dan aku terus menumpahkan semua isi
hatiku padanya dan tiba-tiba dia memberiku sesuatu yang tak pernah
kubayangkan sebelumnya. Dia menciumku dan kurasakan sesuatu mengalir
dalam darahku. Merusak semua urat sarafku. Aku lemas. Bisa kurasakan
saat dia menumpahkan semua perasaannya. Beberapa saat kami sama-sama
melepas rindu dan akhirnya dia melepaskan ciumannya dan beralih
memelukku.
“Maafkan aku…,aku tak tau kalau kau sama menderitanya sepertiku.”
Kata-kata Jaejoong membuatku semakin menangis. Hatiku lega. Dia
memelukku erat dan aku tau aku mencintainya. “Aku adalah Joogiemu dan
sampai kapan pun akan jadi Joogie mu. Kau harus ingat itu.” Aku tertawa
dalam pelukannya dan angin musim dingin berhembus lagi. Tapi aku merasa
hangat karena Jaejoong ada disisiku dan kini dia memelukku dan akan
terus melindungiku.
End~~

2 komentar:

  1. meski udah tlat bget tpi tetep mau comment nih
    boleh ya
    nih ff romantis bget
    so sweet, no comment lah
    emg ahliny yurika
    rasany jadi pengen nemu lgsung JJ oppa
    gmn ya sifat ny klo ketemu lgsung
    hah smoga aja sama dgn yg d pikirkan
    n dy slalu tersenyum(senyum na bkin meleleh euy)

    BalasHapus

yang uda baca jangan lupa comment ya....

saran dan kritikan di tunggu....

gomawo...

 
Copyright GosHiKi TvxQ 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .